Sabtu, 23 Juni 2012

Twitter, Hedonisme,dan Anak-anak

Postingan ini sekedar uneg-uneg. Hasil dari pemikiran gw tentang gilanya dunia maya saat ini. Tentang globalisasi yang tak terbendung. Meresahkan dan melelahkan.

Oke, sekitar seminggu yang lalu, beberapa teman di twitter ngetwit tentang sesuatu dengan hashtag #cleavageunite2. Dari judulnya aja kita bisa tau lah, its something about cleavage, breast, payudara, belahan dada. Ceritanya., seseorang yang memiliki akun di twitter menantang para followersnya untuk memposting foto belahan dadanya lalu dan memention sang pemilik akun. Its quite simple rules, hanya foto belahan dada, tanpa bra, dan atasan blus atau jaket berwarna putih. 18+ tentunya.

Lalu...beramai-ramailah para wanita mem-posting foto bagian tubuhnya tersebut. Pro? Kontra? Itu pasti. Seminggu yang lalu, gw sendiri, sebagai seorang wanita tidak dapat mengatakan kontra, menolak, menghujat "program tersebut". Satu-satunya hal yang gw pikirkan adalah, "gak heran sih ada yang ikutan". Yah mau gimana lagi, yang namanya hedonis gak mikirin habis mati mau kemana, gak mikirin dampaknya, gak mikirin harga dirinya...valuenya aja beda. Mau di bahas lewat Al-Quran/hadist? Mempan gak? Mungkin sih. Tapi gak yakin..So, satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah " just, keep calm and carry on".

Yah, sampai akhirnya gw membaca sebuah postingan di blog seseorang : belahan dada anyone?

Walaupun bagi sebagian orang tulisan ini terkesan vulgar atau  terlalu liberal, buat gw tulisan ini adalah tulisan yang sangat mengenai sasaran.

Oke, gw akan mengutip salah satu paragraf tulisan tersebut:

"Saya nggak munafik. Iya, saya suka lihat perempuan seksi sebagaimana saya suka melihat Tante Monica Belluci dan berniat mengubah orientasi seksual saya menjadi lesbian asalkan beliau mau saya pacari. Tapi menurut saya foto-foto yang diunggah di sana mengandung konten bermuatan erotis—untuk tidak menyebut pornografi. Saya rasa—seperti halnya iklan rokok dan minuman berakohol yang harus melindungi kepentingan anak dibawah umur, minor—harus ada rambu-rambu sendiri untuk gambar-gambar seperti itu. Dan twitter tidak menyediakannya. Iya, hari gini siapa sih yang bisa membendung gempuran informasi tanpa batas di internet? Tapi seperti yang dibilang salah seorang ayah sambung saya, “nek ora iso nggawe resik, ojo nambahi reget”. Jika tidak bisa membersihkan, jangan nambahin kotor. Mungkin kita nggak ngerasa imbasnya, tapi coba luangkan waktu sebentar dan baca tulisan di sini. Bagaimana dengan anak-anak di bawah umur yang kepingin ngetop dan ikutan #TantanganInem #CleavageUnite2? Bagaimana dengan mereka yang mengakses gambar tersebut? Kita nggak tahu mereka, nggak tahu apa yang ada di benak mereka, dan nggak tahu apa yang terjadi setelah foto-foto tersebut terunggah"

Membaca tulisan tersebut gw tiba-tiba tersadar. Hey, kamu bergaul dengan anak-anak tersebut selama lebih satu bulan dan melihat hal ini terpapar dimatamu dengan jelas!

Jujur, gw pernah menstalker salah satu facebook anak-anak tersebut dan menemukan hal-hal yang membuat gw shock. Oke, anggap gw seorang ibu yang membuka profil facebook anak gw sendiri dan menemukan foto anak gw yang baru duduk di kelas 5 SD sedang merokok bersama temannya. Membaca status facebooknya yang penuh kata kotor dan vulgar, melihat friendlist temannya yang menggunakan avatar perempuan telanjang. Mom`s going to die, Son!

Sebelumnya, silahkan buka yang satu : http://pitopoenya.blogspot.com/2010/03/cute-little-thing-we-called-facebook.html

Sebuah objek itu selalu netral kan? Persepsi orang-oranglah yang akan membuatnya menjadi positif atau negatif. Menjadi baik atau buruk. Twitter, Facebook dan jaringan sosial lainnya tidak pernah bersalah. Mereka hanyalah sebuah media. Tangan-tangan dibalik media inilah yang seringkali menjadi racun.

Anak-anak, meskipun dicemari hal-hal seperti itu, mereka tetaplah anak-anak. Mereka hanya terpaksa menjalani tugas perkembangan sebelum waktunya.

Pada akhirnya orang-orang dewasa inilah yang bertanggung jawab. Anak-anak hanyalah korban.

Tapi seringkali orang dewasa terlalu egois. Dan bersikap pura-pura tidak mengerti.


Kamis, 14 Juni 2012

Totally Uso!






Its something called "kebohongan publik"

"Kamu tidak semuda itu Om"

credit: What`s In Magz, July 2012

Jumat, 08 Juni 2012

*AYAH*

BILA ENGKAU BESANDAR..

DADA KAMI BRDEBAR ..

INGIN MENDENGAR KABAR..

AYAH PULANG WALAU HNYA SEBENTAR.. :(

- Dari mata adikku yang baru kukenal. 

Sabtu, 02 Juni 2012

Tiga hari ini.

Di kursi ini.

Aku jatuh cinta pada Sigur Ros.

Aku terpana oleh Kyary Pamyu Pamyu.

I used to be alone. Now its become habit.


Sudah 3 minggu berlalu semenjak pertama kali memulai penelitian.Setiap hari merasakan emosi yang tak menentu. Tentunya lebih banyak emosi marah dan sedih. Apa yang aku lihat dan aku rasakan belakangan ini mungkin akan kuceritakan nanti. Nanti, saat aku bisa melihatnya dengan lebih objektif. Saat aku tidak terpengaruh lagi oleh perasaan melankolis yang menjadi-jadi.

By the way, beberapa hari lalu aku membaca curahan hati seorang teman di facebook. Catatan yang ditulis dengan berdarah-darah, hahaha. Yah, setidaknya begitulah dari sudut pandangku. Karena aku sendiri mungkin tidak akan berani menulis seperti itu. Oke, here it is --> Hazrina

Tulisan mbak yang satu itu, membuatku ingin menulis juga (memberanikan diri menulis seperti itu). Apa yang dirasakan Mbak Rin, lebih kurang sama dengan apa yang kurasakan saat ini. Walaupun di beberapa part aku tidak mengalami kejadian seperti itu.

Yah, penelitianku sudah berjalan. Tiga minggu. Waktu yang lama untuk penelitian sarjana strata 1. Penelitian yang tidak realistis kata sebagian orang. Aku tahu ini sulit. Aku tahu ini berat. Hanya saja aku tidak ingin dikalahkan diri sendiri. Waktuku untuk penelitian ini sebentar lagi. Tapi tanggung jawabku rasanya seumur hidup.

Tetapi, sebenarnya bukan tema penelitian ini yang membuatnya terasa berat. Hanya saja aku merasa menjalaninya sendirian. Bukan secara harfiah, karena kenyataannya aku meminta bantuan beberapa teman saat menjalankan program ini. Namun secara emosional aku merasa sendirian. Mungkin karena melakukannya dengan teman-teman yang selama ini tidak begitu dekat. Kadang aneh rasanya, disemangati oleh mereka yang selama ini kuanggap jauh. Walaupun begitu, Thx God, disaat-saat seperti ini masih ada yang menemani.

Di kost, aku sendirian. Kali ini memang secara harfiah. Aku menjalani hari-hari, rutinitas yang sama setiap hari. Sendirian. Hingga aku mulai terbiasa sendirian. Bahkan terbiasa berbicara pada diri sendiri. Saat bertemu orang lain, malah merasa mutisme.



Sekarang rasanya seperti sebuah habituasi. Seringkali terasa seperti teralienasi. Hanya ada aku dan diriku.

Tetapi, lebih sering terasa menyedihkan. Perasaan-perasaan melankolis seringkali muncul. Seperti, rindu mama, rindu papa, rindu saudara-saudara dan ponakan. Padahal aku pulang setiap minggu. Lucunya aku sering berpikir untuk sesegera mungkin memiliki pacar atau suami, hahaha. Walaupun hatiku selalu bertanya "Apakah dengan punya pacar/suami perasaan kesepian itu bisa hilang?"

Ya, aku ingin ini cepat selesai. Aku ingin keluar dari kondisi ini.

Sekian. Curhatan ini. Walaupun tidak lebih berdarah-darah.

L`Arc~en~Ciel World Tour Jakarta

L`Arc~en~Ciel World Tour Jakarta

I repost here, just take a look.