Jumat, 09 Maret 2012

Surat Cintaku, Untukmu, Kamu, dan Kamu ~2

~Maghriza Novita Syahti, her imagination beyond imagination



Aku mengenalmu lebih dahulu. Satu SMA, satu kelas, dan akhirnya satu kampus. Tuhan benar-benar menakdirkan kita terus bersama.

Kamu tahu, ini pertama kalinya kukatakan padamu. Dulu..diawal-awal kita berada di kampus itu, aku sering merasa iri padamu. Perasaan itu, sering begitu kuatnya. Dimataku kamu adalah seorang rival. Tetapi...perasaan iri itu perlahan-lahan berubah menjadi kagum. Sampai, aku merasa bangga. Sangat bangga padamu.

Kamu ingat, hari-hari yang penuh dengan diskusi, argumen, dan ide-ide?Aku akan merindukan saat-saat itu.

"Tutup mulut rapat-rapat, buka telinga lebar-lebar". Prinsipmu itu...


Kamu, orang yang sangat teratur. Bahkan saat makan pun, kamu sangat teratur. Kamu tahu, diam-diam aku sering memperhatikanmu.

Ingatkah tragedi korek api di malam Ramadhan kita sebagai anak kost? Setiap kali mengingatnya aku tertawa di dalam hati. Sepertinya, kita adalah anak kost canggung yang tidak pernah makan sahur dengan mie instan sebelumnya.

Aku menangis di malam-malam pertama menjadi anak kost. Aku tidak pernah mengingat itu. Beberapa tahun kemudian kamu mengungkapkannya. You know, my heart fluttering.

Di dalam pikiranku, setiap saat aku mengingat Maghriza, aku akan mengingat keluarga kecilmu yang berbahagia. Maghriza,Mama dan Papa. Keep it the happiness girl.

Suatu hari kami datang ke rumahmu, membawakan kue ulang tahun. Saat itu kamu tidak bisa langsung memakannya karena puasa ^ ^ Akhirnya kue itu kami yang memakannya. Betapa kejutan yang aneh.

Setahun dua tahun lagi, aku ingin membaca bukumu. Cita-citamu dari dulu bukan? Jika nanti mimpimu terwujud, buku-bukumu akan melengkapi koleksi bukuku. Akan kuceritakan pada anak-anakku bahwa kamu lah penulis buku-buku itu.

Aku dan kamu adalah dua orang yang sangat berbeda. Mungkin seperti dua sisi mata uang. Aku selalu heran. Mengapa kita begitu cocok satu sama lain. Kamu yang selalu tenang, rapi, teratur...Aku yang ceroboh, berantakan, dan impulsif ^ ^

Opieinginjadipsikolog. Doamu terukir jelas di jaket yang hilang entah kemana. Walaupun jaket itu tak bersamamu lagi, doamu selalu mengalir. Doaku juga untukmu.


Aku menyayangimu

Aku menyayangi kita

Kamis, 08 Maret 2012

Surat Cintaku, Untukmu, Kamu, dan Kamu.

Surat cinta ini aku tulis untukmu, kamu, dan kamu. Orang-orang yang sangat berharga di hidupku. Teman setia yang menemani selama lima tahun ini. Saat kamu membaca ini, mungkin akan terbersit perasaan aneh di hati. Karena tidak biasa seorang teman menulis surat cinta untuk temannya. Tetapi seperti kata Fitri Tropica, perasaan ini harus saya sampaikan ke kamu.

~A girl named Wulanda Putri Cia, her life`s flowing like a gentle water, but straight to the ocean.

Pertama kali aku mengenalmu, di ruangan itu. Takdir mengantarkan kita saling kenal karena organisasi bernama HIMA.

Aku ingat, pertama kali kita bekerjasama. Malam itu bersama satu orang lainnya, kita naik motor menyusuri kota Bukittinggi hanya demi kertas yang harus kita print. Kita kedinginan hingga kaki terasa kaku dan tak bisa digerakkan. Malam itu kita berjuang bersama, pertanda perjuangan yang tak henti di masa berikutnya.

Kamu, perempuan yang dengan senang hati berjalan-jalan denganku. Menghabiskan waktu mengelilingi kota yang panas ini walaupun saat itu perutmu kesakitan.

Kamu yang menemaniku menunggu dosen di kursi putih panjang di jurusan. Waktu itu, bersama "dia" kita menahan lapar karena hujan deras mengurung kita disana.

Kamu, seleramu akan makanan pedas melebihiku. Terkadang aku merasa ngeri setiap kali kamu menambahkan cabe dan cuka yang begitu banyaknya ke dalam mie ayam kesukaanmu.

Malam-malam make-up lesson kita ^ ^ I`m gonna keep the pictures forever. Entah apa yang ada didalam pikiran kita saat itu, yang pasti menyenangkan bereksperimen dengan wajah kita yang mengkilat-kilat di bawah terpaan lampu.

Tak akan kulupakan malam itu, saat aku berdiri di depan rumahmu. Basah kuyup sepulang dari kampus. Kamu terkejut dan menyuruhku segera masuk dan berganti pakaian. Saat itu aku sangat kedinginan. Kamu lalu menyuguhiku makanan, jaket dan selimut hangat untukku.

Aku benci melihatmu menangis malam itu. Aku benci saat air matamu tak berhenti menetes menumpahkan kekesalanmu.


Aku mendoakanmu. Selalulah bersama lelaki itu. Kelak, ceritakan lagi padaku tentang kehidupanmu. Bersama lelaki itu dan anak-anakmu.


Kamu, wanita yang sensitif. Lebih sensitif dariku. Tetapi, kamu tidak punya penyakit impulsif sepertiku. Dan aku kagumi itu.

Hidupmu seperti air yang mengalir dengan tenang. Tetapi menuju sasaran seperti yang kau inginkan.

Kamu, tak hanya sahabatku. Jika kamu adalah keluargaku, maka kamu adalah seorang kakak perempuan. Kakak perempuan yang akan mengayomi.


Aku menyanyangi kamu.

Aku menyayangi kita.