Sabtu, 02 Juni 2012

I used to be alone. Now its become habit.


Sudah 3 minggu berlalu semenjak pertama kali memulai penelitian.Setiap hari merasakan emosi yang tak menentu. Tentunya lebih banyak emosi marah dan sedih. Apa yang aku lihat dan aku rasakan belakangan ini mungkin akan kuceritakan nanti. Nanti, saat aku bisa melihatnya dengan lebih objektif. Saat aku tidak terpengaruh lagi oleh perasaan melankolis yang menjadi-jadi.

By the way, beberapa hari lalu aku membaca curahan hati seorang teman di facebook. Catatan yang ditulis dengan berdarah-darah, hahaha. Yah, setidaknya begitulah dari sudut pandangku. Karena aku sendiri mungkin tidak akan berani menulis seperti itu. Oke, here it is --> Hazrina

Tulisan mbak yang satu itu, membuatku ingin menulis juga (memberanikan diri menulis seperti itu). Apa yang dirasakan Mbak Rin, lebih kurang sama dengan apa yang kurasakan saat ini. Walaupun di beberapa part aku tidak mengalami kejadian seperti itu.

Yah, penelitianku sudah berjalan. Tiga minggu. Waktu yang lama untuk penelitian sarjana strata 1. Penelitian yang tidak realistis kata sebagian orang. Aku tahu ini sulit. Aku tahu ini berat. Hanya saja aku tidak ingin dikalahkan diri sendiri. Waktuku untuk penelitian ini sebentar lagi. Tapi tanggung jawabku rasanya seumur hidup.

Tetapi, sebenarnya bukan tema penelitian ini yang membuatnya terasa berat. Hanya saja aku merasa menjalaninya sendirian. Bukan secara harfiah, karena kenyataannya aku meminta bantuan beberapa teman saat menjalankan program ini. Namun secara emosional aku merasa sendirian. Mungkin karena melakukannya dengan teman-teman yang selama ini tidak begitu dekat. Kadang aneh rasanya, disemangati oleh mereka yang selama ini kuanggap jauh. Walaupun begitu, Thx God, disaat-saat seperti ini masih ada yang menemani.

Di kost, aku sendirian. Kali ini memang secara harfiah. Aku menjalani hari-hari, rutinitas yang sama setiap hari. Sendirian. Hingga aku mulai terbiasa sendirian. Bahkan terbiasa berbicara pada diri sendiri. Saat bertemu orang lain, malah merasa mutisme.



Sekarang rasanya seperti sebuah habituasi. Seringkali terasa seperti teralienasi. Hanya ada aku dan diriku.

Tetapi, lebih sering terasa menyedihkan. Perasaan-perasaan melankolis seringkali muncul. Seperti, rindu mama, rindu papa, rindu saudara-saudara dan ponakan. Padahal aku pulang setiap minggu. Lucunya aku sering berpikir untuk sesegera mungkin memiliki pacar atau suami, hahaha. Walaupun hatiku selalu bertanya "Apakah dengan punya pacar/suami perasaan kesepian itu bisa hilang?"

Ya, aku ingin ini cepat selesai. Aku ingin keluar dari kondisi ini.

Sekian. Curhatan ini. Walaupun tidak lebih berdarah-darah.

1 komentar:

  1. terlalu lama di fase jenuh, yes...
    ini, link blog si note berdarah-darah itu http://hazyrin.blogspot.com/2012/04/diary-skripsi.html
    Soalnya notenya dikunci, kalau bukan friend, nggak bisa buka...

    BalasHapus